Akhy, Kuterima Suratmu.

sumber: Instagram.



"Kau harus cepat pulang, matahari sebentar lagi akan terbenam..."
"Baiklah, aku hanya akan singgah sebentar di toko buah, aku tidak akan lama..."
Aku susah payah mengeja tulisan percakapan dalam WhatsApp, dikarenakan Widya sering menyingkat setiap kata di dalam percakapan.

Toko buah langganan kesukaanku sudah terlihat, di balik etalase dan kaca beningnya mampu menarik perhatian setiap orang yang lalu lalang, setiap warna buah disusun teratur. Tataannya begitu perfek. Jangan-jangan pegawai dan seluruh stafnya memiliki jiwa perfeksionis.

Selalu ada magnet yang menarikku untuk masuk, jelajah dari rak satu ke rak yang lainnya, meski aku hanya mondar-mandir perlahan. Sesungguhnya, aku menyukai tempat ini, aroma buah ranum, segar, dan menggiurkan. Bola mataku tak henti-hentinya memandang durian yang harganya sangat mahal untuk kantong mahasiswi rantauan sepertiku.
Aku melihat rambutan, manggis, duku, langsat, melon, jeruk, pisang, dan buah semangka, buah kegemaranku. Aku sampai bingung mau pilih buah apa.

Mera Dil Bhi Kitna Pagal Hai
Ye Pyar To Tum Se Karta Hai
Par Saamne Jab Tum Aate Ho 
Kuch Bhi Kehne Se Darta Hai


Aku mendengar lagu yang tidak asing di telingaku, sebuah lagu romantis dari dunia Bollywood, seketika otakku bekerja keras, "Eh, itu, kan, nada dering gawaiku?"
Bisa-bisanya aku terhanyut dalam irama merdu lagu India.
Aku merogoh letak gawaiku di dalam tas, susah payah aku meraihnya dikarenakan gawaiku bercampur dengan alat tulis dan buku.

Mia?
Ujarku singkat, tidak biasanya dia menelpon.

"Hallo, Mia, assalamu'alaikum..."
"Ya, Mia, gimana?"
"Aku lagi di toko buah, bentar lagi juga pulang.."
"Iya, bentar doang, kok, ngga lama... Mau nitip ngga?"
"Baiklah, iya, iya, bawel..."

Setelah berbasa-basi, sambungan telepon terputus.
Ini aneh, biasanya Widya dan Mia sangat jarang menanyakan posisiku. Aku mencoba tidak larut dalam luwah pikir yang disebabkan oleh sikap basa-basi kedua teman indekos.

Akhirnya setelah menimbang cukup lama, aku memilih buah manggis, rambutan, langsat, dan pisang. Pilihan yang membuat bimbang.

Aku baru saja meletakkan sepatuku di rak, dan melepaskan tas ranselku, dan tiba-tiba Widya dan Mia muncul, "SUPRISE!!"
Aku terkejut.
"Suprise?" Ulangku ragu, senyumku sama sekali tidak terkembang. "What happen, guyz?" Aku membatin. Ini aneh!
"Terimalah sepucuk surat beramplop coklat, yang diberi aroma lavender, dan memiliki cap resin bunga lavender kering dari Abang kesayanganmu, yang sering kau sebut, Akhy..."
Wajah Mia begitu berbinar, senyumnya merekah.
"Ya Allah!" Aku histeris, "Kamu serius?" Di saat-saat seperti ini otak dan hatiku sudah tidak sejalan, aku sangat bahagia!

Aku meletakkan tas ranselku begitu saja, lalu mengambil posisi nyaman di sofa ruang tengah. Aku menarik nafas dalam-dalam, "Jangan terlalu gembira, Fina.. ini hanya sebuah surat. Ah, tapi pengirim surat ini adalah insan yang aku rindukan selama ini." Aku merangkai kata-kata penenang diri.

Aku memperhatikan amplop coklat itu, sebuah nama familiar dari orang yang kusanyangi. Rasanya aku ingin menangis. Aku mencium aroma amplop coklat, sebuah aroma menenangkan tercium, wangi bunga lavender.

Oh, Tuhan! Engkau Maha Mengetahui betapa aku merindukan sosok ini selama bertahun-tahun...

Aku merobek perlahan cap resin bunga lavender. Air mataku seketika terurai menjadi sebuah tangisan. Cuaca tiba-tiba menjadi mendung, angin disertai gemuruh menyentakkan senja tenang menjadi riuh rendah. Kilatan petir membelah langit, gorden meliuk-liuk mengikuti desiran angin, lalu hujan mulai turun. Begitu deras.

Aku terhanyut dalam bait-bait puisi, kalimat dan antar paragraf yang tersusun. Bak melodi para pianis yang tertulis rapi, tersusun, berangkaian, dan berirama. Aku bahkan bisa menebak irama baca Akhy. Seperti irama lagu dari negeri Bollywood.
Aduh, dasar aku!

Rasanya aku ingin sekali mendekap insan yang kusayangi ini sekarang. Surat ini sebagai gantinya. Aku terbawa suasana. Suasana mellow.


Tamat

 

Komentar

  1. Kami pikir tadi kisah nyata, namun nyatanya hanya sebuah kisah :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer