Friendzone!

"Kau tidak jadi menghubunginya?" Alin terkejut mendengar sebuah suara teguran tersebut. Konsentrasi dan ingatan yang sedang diputar diingatannya kini lenyap, lalu menoleh ke sumber suara, "Ah, tidak.. Rasanya aku berubah pikiran..." Alin menarik sebuah guratan senyum, senyum palsu.

"Baiklah, mungkin aku saja yang membesar-besarkan masalah... Toh, aku ternyata hanya dianggap teman. Kenapa aku merasakan seolah-olah dia dan aku menjadi spesial?"
"Ada apa denganku?"
Alin membuang napas berat.

Komentar

Postingan Populer